Breaking News

Pages

About

Blogger news

Saturday, 5 March 2016

JANGANMI ADA LAGI SEPERTI SAYA




Makassar, 06/03/16 #irwanredmont

Namaku Muhammad Irwan. Itu nama lengkapku. Waktuku kecil seringka’ di panggil iwan. Makanya kalo kembalika’ di kampung halamanku iwan di panggilkanka. Saya orang Bulukumba, tapi tidak di lahirkanka’ di kota ini. Dulu ibu sama bapakku menikah di Malaysia. Makanya saya sama adekku lahir di sana. Karena ibu sama bapakku pisah, makanya kembalika’ ke Bulukumba di antar sama bapakku waktu umurku masih sekitar 5 tahun. Mulai saat itu saya diasuh sama nenek dan tanteku. Dari kecil saya memang orangnya pendiam. Tidak mudahka’ akrab sama sembarang orang. Dari kecil juga saya juga sudah paham tidak suka berutang budi sama siapapun. Makanya saat mauka’ sesuatu kuusahakanji sendiri. Kalau memang tidak bisaka’ yah bersabar mika’ saja. Saat kesekolahka’, paling seringka’ jalan sama adekku. Terkadang juga terlambatka’ ke sekolah karena telat bangun. Kalo telat bangun yah biasanya lansung  ja’ pake baju baru lari ke sekolah. Cuman ituji, jauh sekali sekolahku bela. Sekitar 4 kilometer dari rumahku. Jadi biarki lari melebihi kecepatan cahaya tetapjeka’ terlambat ke sekolah. Apalagi kalo hujanmi juga’. Tambah terlambat maki. Tapi kalo hujanki biasanya ambil ja’ saja daun pisang baru ku pake sebagai payung sama adekku. Biar tidak basah semua bajuku. Kebiasaan ku ke sekolah itu tidak pernahka pake sepatu selama SD. Kalo ada sandal yah pake sandal, tapi kalo putuski sandalku, biasa juga tidak pake sandal jeka’. Tidak malu-malu jeka karena memang tidak ada. Tidak adaji juga peraturan di sekolah bilang siswa-siswi dilarang masuk di kelas bagi yang tidak pake sepatu atau sandal. Itu dulu, sekarang kan meningkatmi kualitas pendidikan ta sedikit demi sedikit. Jaman SD ku itu tahun 90 an. Sekitar tahun 1999 ku masuk sekolah SD. Sewaktu SD cita-citaku itu kalo di tanyaka’ sama guruku, mauka jadi polisi atau guru. Namanya juga anak-anak. Tanpa di pikir-pikir sembarangji na bilang, yang penting sudahki itu na dengar itu kata-kata. Saya dari SD juga bukan ji anak yang bodo’ sekali di kelas. Seringja’ dapat rangking meskipun rangking 3 ji. Tapi luamayan lah. Lagi pula kalo di bandingkan dengan anak jaman sekarang, para orangtua sudah jauh lebih fokus kependidikan anak-anaknya. Nah saya? siapa mau ajarika di rumah? Orangtuaku saja di Malaysia semua ki. Dari kecil juga saya paling takut itu berbohong. Meskipun iya kadang-kadang jeka berbohong juga. Contohnya misalnya di kelas, saya orang yang paling takut menyontek saat ada ujian. Kalo pun haruska menyontek maka butuh energi yang sangat banyak untuk punya keberanian menyontek. Paling takut sekali ka saya itu menyontek. Karena sudah kupikir memang dampaknya kalo ketahuan. Saya orang paling tidak suka di marai. Makanya lebih baik ku cegah dari pada haruska menanggung malu. Sementara saya orang yang kalo ada kejadian memalukan terjadi akan kuingatki sampai kapan pun. Sama juga kalo ada orang yang berlaku seenaknya ke saya yang sangat na pandang rendah orang-orang kaya’ saya, akan kuingatki itu terus kelakuannya itu orang. Sampai kapan pun. Bagiku itu sangat lengketki di memori jangka panjangku. Sekarang usiaku 22 tahun mi. Bulan nopember nanti sudah masuk mi 23. Yah bisa dikatakan berumurmi. Akhir-akhir ini lumayan akrabka’ dengan istilah di dunia psikologi. Introver. Itu istilah yang ternyata menggambarkan kepribadian serta karakterku yang sebenarnya. Dulu nya dak kenalka’ sama ini istilah, saat kenal pertama kali, akhirnya ku kepoi mi apa sebenarnya itu introver. Setelah ku baca-baca, ternyata istilah ini sebenarnya saya banget mi na kenna. Intinya mulai dari sikap sosialku sampe ke hal-hal yang secret tentang saya itu ada semua di istilah ini. Kalo ada yang bilang saya pendiam dan pemalu. Yah cocok, tapi itu berlaku bagi orang-orang yang saya kenal biasa-biasa saja. Tapi kalo yang sudah saya kenal baek, maka tidak ada lagi kata pendiam dan pemalu. Makanya penasaranka juga sama istilah ekstrover, lawan dari introver. Ternyata saya akan introver dan ekstrover di saat-saat tertentu. Sedikit membingunkan. Satu lagi tentang saya. saya kalo di tanya apa bakatmu. Saya paling tidak bisa menjawab. Seandainya munkin dari kecil orangtua tinggal bersama saya, munkin saja wadah untuk menyalurkan bakat itu akan ada. Tapi masalahnya adalah tidak ada wadahku untuk menyalurkan bakat. Sampai keadaan itu ternyata berdampak besar dengan keadaanku saat ini. Sama halnya ketika di tanya soal hobby. Kalo saya, hobbyku banyak. Banyak sekali. Karena hampir semua hobby mainstream yang orang-orang geluti di sekitarku saya juga suka. Tapi, tidak ada satupun dari semua itu yang benar-benar saya paling suka. Karena bagiku, setiap hobby itu adalah kuncinya How to enjoy it ! makanya menikmati apa yang kita lakukan sangat penting.  Satu pelajaran munkin untuk para orang tua saat ini, dan saya juga sebagai calon orangtua nantinya, jagalah kepercayaan diri anak mulai dari kecil. Jangan tinggalkan mereka seorang diri karena terlalu sibuk dengan pekerjaan ta mencari nafkah. Orangtua harusnya punya “Frame” yang baik dalam segala aspek untuk anak-anaknya di masa yang akan datang. Semoga tidak akan banyak lagi anak-anak yang terperangkap dengan masa lalu di masa-masa pertumbuhnya. Karena di masa-masa pertumbuhan itulah karakter anak akan mulai terbentuk. Harapanku semoga bisa menginspirasi. Tapi satu hal yang saya percaya dalam hidupku adalah kekuatan motivasi dari dalam diri kita. Jika berbicara dengan perjalanan hidupku, saya yakin tidak semua orang bisa sepertiku. Yang saya yakini adalah setiap individu terlahir dengan begitu banyak kekurangan, kekurangan itu bisa jadi dari segi fisik maupun dari kondisi sosial kita. Dari sekian banyak kekurangan, Tuhan titipkan ki juga kelebihan yang luar biasa. Keyakinanku tentang hidup itulah yang membuat ku selalu siap dengan apa yang ada di hadapanku saat ini.

Terimakasih sudah membaca...semoga menginspirasi....

No comments:

Post a Comment

Designed By